Susi Susanti, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Mendunia

Susi Susanti, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Mendunia

Noupedia

nouranoor.com – Dari deretan legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti menjadi wanita pertama dengan pretasi yang mendunia. Di era 90-an, sederet prestasi di kejuaraan dunia mampu ia torehkan.

Di usia 18 tahun, Susi Susanti sudah mendapat gelar juara pertamanya yaitu pada kejuaraan dunia bulu tangkis Guangzhou, Cina 1989. Setelah itu deretan gelar lainnya mampu ia raih.

Pada penyelenggaraan Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, cabang olahraga bulu tangkis secara resmi dipertandingkan. Di kategori Tunggal Putri, Susi Susanti berhasil meraih emas yang membuatnya menjadi legenda bulu tangkis Indonesia.

Deretan prestasinya di internasional, membuat namanya harum tak hanya di dalam negeri tetapi juga dunia. Maka sudah selayaknya menjadikannya seorang legenda bulu tangkis Indonesia dan ‘Kartini’ modern yang menginspirasi.

Berikut rangkuman perjalanan karir Susi Susanti sebagai legenda bulu tangkis Indonesia:

Perjalanan Awal Karir

Susi Susanti memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susy Susanti Haditono. Ia lahir pada 11 Februari 1971 di Tasikmalaya, Jawa Barat dari pasangan Risad Haditono dan Purwo Banowati.

Sejak kecil Susi Susanti sudah sangat akrab dengan dunia bulu tangkis, karena ayahnya yang juga seorang atlet bulu tangkis. Namun karena cedera, membuat ayahnya harus pensiun dini sehingga tidak bisa mewujudkan cita-cita untuk menjadi juara dunia bulu tangkis.

Mimpi itu pun ingin diwujudkan oleh Susi Susanti, tentunya dengan dukungan penuh dari orang tuanya. Maka tak heran, jika ia sudah memulai karirnya di usia dini bahkan menunjukkan prestasinya sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Susi Susanti berlatih di klub milik pamannya, PB Tunas Tasikmalaya selama tujuh tahun dan berhasil meraih gelar juara di level junior. Pada 1985, ia memutuskan pindah ke Jakarta untuk mengembangkan karir bulu tangkisnya.

Baca Juga:  Hari Pancasila, Bagaimana Sebagai Pemuda Memaknainya?

Ada dua klub besar yang menawari Susi Susanti untuk bergabung yaitu PB Jaya Raya dan PB Djarum. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek, akhirnya ia memilih untuk bergabung dengan PB Jaya Raya.

Karir Profesional

Di klub PB Djaya Raya, Susi Susanti di bawah asuhan pelatih Liang Ciu Sia. Pada 1987, saat usianya baru menginjak 16 tahun ia bergabung dengan tim putri bulu tangkis untuk Sea Games di Jakarta. Ia turut berkontribusi atas raihan emas di Sea Games kala itu dalam kategori kelompok dan perak untuk tunggal putri.

Rangkaian kemenangan terus ditorehkan Susi Susanti, seperti pada kejuaraan All England Terbuka tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994. Selain itu, pada World Badminton Grand Prix Finals lima kali berturut-turut dari tahun 1990 hingga 1994 serta di 1996, dan Kejuaraan Dunia IBF pada tahun 1993.

Susi Susanti menjadi satu-satunya atlet wanita yang memegang gelar tunggal Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All-England secara bersamaan. Ia juga memenangkan Japan Open tiga kali dan Indonesian Open lima kali.

Selain itu, ia juga memenangkan beberapa seri Badminton Grand Prix, Badminton World Cup, dan Piala Uber. Semua kemenangan yang ia raih tentunnya tidak semudah itu, di tahun 90-an atlet dari Tiongkok (Cina) relatif mendominasi namun Susi Susanti tetap mampu bersaing untuk meraih prestasi.

Masa Pensiun

Susi Susanti memutuskan untuk ‘gantung raket’ pada usia 27 tahun untuk fokus pada kehamilannya. Ia menikah dengan Alan Budikusuma pada 1997 dan mendapat julukan ‘Pasangan Emas Olimpiade’.

Tentunya bukan keputusan yang mudah untuk pensiun, karena ia masih punya ambisi untuk meraih emas di ajang Asian Games. Satu-satunya kompetisi yang belum berhasil ia juarai dalam karir bulu tangkis.

Baca Juga:  Kisah Di Balik Tercetusnya Hari Buruh Internasional

Setelah 19 tahun berkarir sebagai atlet bulu tangkis, tepat pada 1999 ia secara resmi pensiun. PBSI mengadakan acara pelepasan secara resmi untuknya yang berlangsung di Istora Senayan dan dihadiri sekitar 2.500 penonton.

Susi Susanti Legenda Bulu Tangkis Indonesia-Astec

Resmi ‘gantung raket’, Susi Susanti mulai mengembangkan usaha bersama suaminya yang tidak jauh dari dunia bulu tangkis. Mereka mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec. Selain itu, bersama Elizabeth Latief, ia juga mengembangkan sport massage center bernama Fontana.

Dengan prestasinya yang cukup besar di dunia bulu tangkis, Susi Susanti menerima Piala Herbert Scheele pada 2002 dan masuk dalam penobatan Hall of Fame BWF pada 2004.

Prestasi

Rangkaian prestasi yang diraih Susi Susanti selama karir profesionalnya:

Olimpiade

  • 1992 Barcelona, Tunggal Putri, Emas
  • 1996 Atlanta, Tunggal Putri, Perunggu

Kejuaraan Dunia

  • 1991 Copenhagen, Tunggal Putri, Perunggu
  • 1993 Birmingham, Tunggal Putri, Emas
  • 1995 Lausanne, Tunggal Putri, Perunggu

Piala Dunia

  • 1989 Guangzhou, Tunggal Putri, Emas
  • 1990 Bandung-Jakarta, Tunggal Putri, Perak
  • 1993 New Delhi, Tunggal Putri, Emas
  • 1994 Ho Chi Minh City, Tunggal Putri, Emas
  • 1995 Jakarta, Tunggal Putri, Perak
  • 1996 Jakarta, Tunggal Putri, Emas
  • 1997 Yogyakarta, Tunggal Putri, Emas

Asian Championships

  • 1988 Bandar Lampung, Tunggal Putri, Perunggu

Piala Sudirman

  • 1989 Jakarta, Tim Campuran, Emas
  • 1991 Copenhagen, Tim Campuran, Perak
  • 1993 Birmingham, Tim Campuran, Perak
  • 1995 Lausanne, Tim Campuran, Perak
  • 1997 Glasgow, Tim Campuran, Perunggu

Piala Uber

  • 1990 Nagoya-Tokyo, Tim Putri, Perunggu
  • 1992 Kuala Lumpur, Tim Putri, Perunggu
  • 1994 Jakarta, Tim Putri, Emas
  • 1996 Hong Kong, Tim Putri, Emas
  • 1998 Hong Kong, Tim Putri, Perak

Asian Games

  • 1990 Beijing, Tim Putri, Perak
  • 1994 Hiroshima, Tim Putri, Perak

Sea Games

  • 1987 Jakarta, Tunggal Putri, Perak, dan Tim Putri, Emas
  • 1989 Kuala Lumpur, Tunggal dan Tim Putri, Emas
  • 1991 Manila, Tunggal dan Tim Putri, Emas
  • 1995 Chiang Mai, Tunggal dan Tim Putri, Emas
  • 1997 Jakarta, Tim Putri, Emas

IBF World Grand Prix

  • 1989-1998 dengan 39 gelar juara dan 13 runners-up

1 thought on “Susi Susanti, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Mendunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *