Silent Stress: Tekanan Mental Tak Terlihat yang Menggerus Otak

Silent Stress: Tekanan Mental Tak Terlihat yang Menggerus Otak

Noupedia

nouranoor.com – Kesadaran masyarakat di negeri ini akan kesehatan memang masih rendah, maka tak heran banyak orang yang mengalami silent stress. Sekilas mungkin isu ini biasa saja, namun silent stress yang tak tertangani dengan tepat lama-kelamaan akan sangat mempengaruhi kesehatan.

Mungkin jika kita flu maka hanya akan mengganggu kesehatan fisik, namun silent stres dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Namun kembali lagi, tingkat awareness masyarakat akan isu ini masih rendah bahkan menganggap hal tabu.

Dengan fakta itu, akhirnya banyak penanganan yang tidak tepat ketika seseorang mengalami fase awal stres dan sejenisnya. Sebagai contoh, ketika ada seseorang yang menceritakan sedang mengalami stres dan sebagainya, pasti yang menjadi jawaban adalah tingkatkan ibadah. Kata-kata seperti “lo pasti kurang ibadah”, “perbanyak doa sama Tuhan”, “iman lu cetek banget tuh” sering sekali menjadi template jawaban.

Respon seperti ini yang semakin membuat orang-orang yang tadinya baru di fase awal mengalami stres kondisinya semakin memburuk. Mereka tenggelam dalam kebingungan, sadar ada yang tak beres padanya namun ketika mencari solusi hanya menerima stigma.

Maka dari itu semakin banyak orang yang bergelut dengan silent stress. Kini kita akan mengenal lebih jauh bagaimana cara mengetahui stres fase awal ini hingga cara mengatasinya dengan tepat.

Apa itu Silent Stress

Silent stress adalah bentuk stres yang bekerja secara diam-diam, tanpa menimbulkan gejala yang mencolok. Berbeda dengan stres akut yang umumnya menimbulkan tanda seperti rasa panik, jantung berdebar, atau kecemasan berlebihan. Silent stress justru sebaliknya, nyaris tidak menimbulkan tanda bahkan sering kali hadir dalam wujud yang samar.

Seseorang yang mengalami silent stress mungkin tetap beraktivitas seperti biasa, terlihat produktif, bahkan merasa dirinya baik-baik saja. Namun, di balik itu semua tubuh dan otaknya sebenarnya sedang menanggung beban tekanan yang tidak mereka sadari.

Fenomena ini kerap muncul akibat tekanan jangka panjang yang datang dari berbagai arah, seperti pekerjaan, tuntutan sosial, pola hidup serba cepat, hingga paparan media sosial yang terus-menerus.

Karena tidak menimbulkan reaksi emosional yang jelas, silent stress sering terabaikan. Padahal, kondisi ini dapat menumpuk secara perlahan dan berpotensi menjadi stres kronis. Bahaya utama dari silent stress yaitu karena sifatnya yang tersembunyi.

Ketika tubuh terus-menerus berada dalam keadaan tertekan tanpa sadar, hormon stres seperti kortisol tetap aktif dalam kadar tinggi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menggerus fungsi otak, menurunkan imunitas, dan melemahkan kesehatan mental.

Baca Juga:  Gustika Jusuf, Sosok Yang Mencuri Perhatian Pada HUT RI 80

Inilah mengapa silent stress merupakan bagian dari tekanan mental yang tak terlihat, tetapi mampu memberikan dampak besar bagi kualitas hidup seseorang.

Tanda-Tanda yang Sering Diabaikan

Pada pembahasan di atas, terlihat bahwa silent stress memang sulit kita kenali tanda-tandanya. Orang yang mengalami atau berada di fase silent stress umumnya tidak menunjukkan tanda-tanda emosional yang jelas seperti panik atau mudah marah.

Walaupun begitu, sebenarnya tubuh tetap memberikan sinyal samar yang sering kali terabaikan. Salah satu tanda paling umum secara fisik adalah kualitas tidur yang menurun. Selain itu, silent stress juga sangat mampu mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.

Kondisi inilah yang sering terabaikan bahkan dianggap sepele, padahal sebenarnya itu merupakan tanda samar dari silent stress. Tubuh (termasuk otak) sebenarnya benar-benar sedang kelelahan karena terus bekerja di bawah tekanan secara terus-menerus.

Tanda samar ini cukup mirip dengan seseorang yang mengalami psikosomatis. Tanda atau sinyal yang muncul sering kali terkesan tanpa sebab atau alasan yang jelas. Jadi akan sulit bagi kita untuk menyadarinya.

Meskipun sulit dikenali, silent stress tetap meninggalkan jejak yang bisa kita rasakan. Beberapa tanda yang patut kita waspadai antara lain:

Sebagai contoh, ketika seseorang bisa merasa sulit tidur, terbangun di tengah malam, atau tidur lama namun tetap merasa lelah.

  • Kualitas tidur memburuk (kurang tidur atau kebanyakan tidur namun tetap merasa lelah).
  • Terganggu fungsi kognitif (menurunnya produktivitas).
  • Tubuh sering sakit ringan tanpa sebab yang jelas (demam, pusing, flu, diare, gerd).
  • Perasaan mati rasa secara emosional, seperti “numb”.
  • Dorongan berlebihan untuk selalu produktif atau overthinking.

Jika sudah muncul tanda-tanda ini, kita sudah seharusnya mulai merefleksikan diri mencari sumber dan cara tepat mengatasi hal ini.

Dampak Dari Silent Stress

Dampak besar dari silent stress yang berlarut-larut tentu sangat mempengaruhi kesehatan tubuh kita, terutama otak. Ketika berada di fase ini, kadar hormon kortisol akan meningkat secara terus-menerus.

Secara umum, kortisol dapat berguna untuk membantu tubuh menghadapi tekanan. Namun dalam kondisi ini, kadar kortisol yang terlalu tinggi dalam jangka panjang dapat merusak koneksi saraf di area otak.

Selain itu, berikut ini beberapa poin umum dampak dari silent stress yang patut menjadi awareness:

  1. Terganggunya Sistem Limbik Otak
    Area tubuh kita yang paling berpotensi terdampak dari hal ini, yaitu otak khususnya bagian dari sistem limbik otak besar (hippocampus). Jika area ini terganggu tentu sangat mempengaruhi peran penting untuk memori dan konsentrasi. Akibatnya, seseorang menjadi lebih mudah lupa, sulit berpikir jernih, dan daya fokus pun menurun.
  2. Otak Selalu Berada pada Mode “Siaga”
    Tekanan yang terus-menerus pada diri kita, akan membuat ini membuat otak tapa kita sadari akan terus berada dalam mode “siaga”. Otak seperti menghadapi ancaman yang tak kunjung berakhir. Hal ini dapat menimbulkan kelelahan emosional, rasa cemas samar, menurunkan motivasi, depresi, hingga burnout.
  3. Melemahkan Sistem Imun
    Pada fase awal mungkin akan terlihat tubuh sering mengalami sakit ringan yang tanpa sebab yang jelas. Namun, jika hal ini terus berlarut-larut maka bisa meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya. Mulai dari meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan lainnya.
Baca Juga:  Ada 9 Tipe Kecerdasan, Mana Tipe Kalian?

Dapat kita simpulkan, silent stress yang tandanya sulit terlihat namun berdampak secara pelan-pelan menggerus kesehatan secara menyeluruh, tidak hanya otak (mental) tetapi juga tubuh secara keseluruhan (fisik).

Cara Mengatasi Silent Stress

Kita sudah harus menyadari bahwa stres bukanlah hal yang dapat dianggap sepele, apalagi jika sudah berada di fase silent stress. Saat sudah mengalami hal ini, jangankan untuk mengatasinya, melihat tandanya saja butuh perhatian khusus.

Jadi sudah sepatutnya kita meningkatkan awareness akan menjaga kesehatan mental. Di era saat ini, bukan hanya sakit secara fisik yang butuh penanganan tepat, tetapi juga sakit secara metal/psikologis. Bahkan kini kita sudah tahu, jika kesehatan mental yang terganggu dampak pada tubuh bisa dua kali lipatnya.

Maka dari itu penting sekali untuk mengetahui cara mengatasi silent stress ini. Beberapa cara yang dapat kita lakukan antara lain:

  • Mendengarkan sinyal tubuh: jangan abaikan rasa lelah.
  • Mindfulness: latih kesadaran lewat meditasi ringan atau pernapasan dalam.
  • Digital detox: kurangi waktu layar untuk memberi ruang bagi otak.
  • Olahraga dan tidur cukup: reset alami bagi tubuh dan pikiran.
  • Tetapkan batasan: pisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Cari dukungan: bercerita pada orang yang tepat atau konselor profesional.

Kesimpulannya, jangan abaikan sekecil apapun rasa stres yang kita alami. Semuanya butuh penanganan tepat, meningkatkan kualitas ibadah merupakan bagian untuk menjaga kesehatan mental. Namun pada fase tertentu, ketika kesehatan mental terganggu seperti silent stress tetap butuh penanganan tepat.

Mulai dari mencari sumber penyebabnya, membaca tandanya dengan benar, hingga mengatasinya dengan cara-cara yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *