nouranoor.com – Siapa sangka pesawat CN235 produksi lokal memiliki kualitas dengan standar kelas dunia hingga di ekspor ke Asia hingga Afrika. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai produsen pewasat tersebut dan menjadi satu-satunya di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara.
Pesawat CN235 merupakan pesawat angkut serbaguna yang bisa untuk sipil dan militer. Pesawat ini masuk kategori kelas menengah yang ringan sehingga untuk negara kepulauan dan kebutuhan sejenisnya bagi berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah.
Walaupun skala unit ekspor dari pesawat CN235 belum besar, namun secara pasar atau negara penggunanya sudah cukup banyak. Hal ini patut diperhitungkan sebagai kemajuan yang positif bagi industri dirgantara nasional.
Berikut beberapa poin perjalanan pesawat CN235 hingga tembus pasar Asia dan Afrika.
Sejarah Singkat
Pesawat CN235 awalnya merupakan produksi hasil kerja sama antara IPTN (Indonesia) dan CASA (Spanyol) pada 1980. Melakukan penerbangan pertama kali pada 1983, lalu mulai masuk tahap produksi ke dua pada 1986.
Kini PTDI yang berdiri sejak 1976 menjadi produsen dari pesawat CN235. Produksi awal pesawat CN235 yaitu seri CN235-10 yang menggunakan mesin GE CT7-7A. Lalu ada pengembangan ke seri CN235-110 yang menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru, mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju.
Lalu ada CN235-220 versi pengembangan, CN235 MPA versi patroli maritim, CN235-330 Phoenix, dan CN235-330 Gunship veris close air support.
Berdasarkan data yang ada di situs PTDI, pesawat CN235-220 menjadi seri untuk keperluan sipil, militer transportasi, dan misi khusus.
Fitur Pesawat
Secara umum spesifikasi pesawat CN235-220 berjenis twin-engine turboprop dengan kapasitas penumpang 35-50 orang.
Pesawat CN235-220 untuk sipil memiliki kapasitas muatan 4.000-4.700 kg atau 36-40 penumpang. Menggunakan mesin two General Electric GE CT7-9C turboprop, bisa terbang hingga 11 jam dengan ketinggian maksimum 25.000 kaki. Pesawat ini bisa untuk transportasi penumpang, VIP, dan kargo.
Untuk pesawat CN235-220 militer transportasi secara umum memiliki spesifikasi yang sama. Namun peruntukannya yang berbeda, jenis ini umumnya untuk kargo, evakuasi medis, lapes, dan paratroop.
Jenis pesawat CN235-220 misi khusus seperti Search and Rescue (SAR), Exclusive Economic Zone (EEZ) control, Anti-Surface Warfare (ASuW) and Anti-Submarine Warfare (ASW). Terdapat tiga seri yaitu CN235-220 MSA, CN235-220 MPA, dan CN235-220 ASW.
Jadi pesawat CN235-220 desain dan spesifikasinya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dari bentuk memang pesawat ini cocok untuk wilayah kepulauan dan penyelamatan khusus.
Seri Pesawat dan Layanan PTDI
PTDI tidak hanya memproduksi pesawat seri CN235-220, jenis fixed wing ada seri N219 dan NC212I, sedangakan rotary wing ada seri H225M, H125M, H135M/H145M, AS565 MBE, dan BELL 412EP.
Untuk jenis rotary wing, merupakan pesawat berjenis helikopter dengan kapasitas kurang lebih 15 penumpang.

Selain memproduksi pesawat, PTDI juga menawarkan layanan pelatihan dan pemeliharaan mesin-mesin pesawat. Di samping itu PTDI juga menjadi subkontraktor untuk sejumlah produsen pesawat terbang besar di dunia, seperti Boeing, Airbus, General Dynamics, Fokker, dan lainnya.
Dengan adanya PTDI, industri dirgantara nasional patut diperhitungkan di mata internasional. PTDI Memiliki fasilitas manufaktur yang modern dan lengkap, serta tim yang terdiri dari para ahli dan profesional berpengalaman.
Negara Tujuan Ekspor
Secara keseluruhan PTDI sudah mengekspor pesawat ke lebih dari 50 negara meliputi Asia, TImur Tengah, dan Afrika. Namun khusus pengguna pesawat CN235 setidaknya ada 20 negara termasuk Indonesia dengan lebih dari 70 unit.
Berikut beberapa negara tujuan ekspor untuk pesawat CN235 di antaranya:
- Malaysia – Angkatan Udara Diraja Malaysia
- Brunei Darussalam – Angkatan Udara Diraja Brunei
- Thailand – Thai Air Force
- Korea Selatan – South Korean Air Force
- Turki – Turkish Air Force
- Pakistan – Pakistan Air Force
- Maroko – Moroccan Air Force
- Uni Emirat Arab – UAE Navy
- Afika Selatan – South African Air Force
- Senegal – Senegalese Air Force
Dengan pencapaian ini sudah sepatutnya kita ikut berbangga dengan perkembangan industri dirgantara nasional. Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, industri dirgantara nasional bisa berkembang untuk memproduksi pesawat sejenis airbus yang memiliki kapasistas lebih besar. Didukung para stakeholder terkait, PTDI memiliki potensi besar untuk berkembang dan lebih maju.