HUT RI 80 Para Tokoh Nasional Dibalik Kemerdekaan Indonesia

HUT RI 80: Para Tokoh Nasional Dibalik Kemerdekaan Indonesia

Noupedia

nouranoor.com – Tepat pada 17 Agustus 2025, Indonesia memperingati hari kemerdekaan yang ke 80 tahun. Berbagai cara masyarakat lakukan untuk memperingatinya, salah satunya dengan mempelajari kembali perjuangan para tokoh nasional untuk kemerdekaan Indonesia.

Dengan cara itu tentunya kita akan semakin memahami seberapa besar perjuangan untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Hal itu dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, sehingga kita bisa lebih banyak berkontribusi untuk memajukan negeri ini.

Jika membahas peristiwa kemerdekaan, tentunya tokoh nasional Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi tokoh yang paling kita ingat perannya. Mereka seabagai proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Namun tentunya tidak hanya kedua tokoh ini yang berperan, ada beberapa tokoh penting juga yang memiliki peran besar untuk meraih kemerdekaan itu. Untuk memproklamirkan kemerdekaan tentunya tidak hanya persiapan satu malam, tetapi merupakan perjuangan kolektif.

Peran besar dari berbagai tokoh nasional yang berjuang melalui jalan politik, pendidikan, diplomasi, hingga perlawanan rakyat. Kini kita akan lebih mengenal siapa saja para tokoh nasional tersebut dan peran besar mereka.

Proklamator & Perumus Kemerdekaan

Ir. Soekarno menjadi tokoh nasional paling ikonik dan tentunya paling kita ingat setiap perayaan HUT RI. Bapak Proklamator, julukan bagi Soekarno karena peran besarnya dalam memproklamirkan kemerdekaan RI.

Mohammad Hatta mendampingi Soekarno membacakan teks proklamasi di rumah Ki Hajar Dewantara di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 (kini menjadi Monumen Proklamasi), yang menjadi tanda kemerdekaan bagi negeri ini.

Soekarno kemudian menjadi Presiden pertama RI dan menjadi tokoh nasional pemersatu bangsa dengan mencetuskan Pancasila. Peran Mohammad Hatta pun sangat penting, ia selain sebagai Wakil Presiden juga memainkan berperan dalam diplomasi internasional untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia.

Bersama mereka juga ada tokoh penting yang berperan dalam perumusan naskah proklamasi. Ahmad Soebarjo, beliaulah salah satu tokoh nasional di balik penyusunan teks proklamasi dan juga ia menjadi Menteri Luar Negeri pertama Indonesia.

Baca Juga:  Carina Joe, Menginspirasi Dunia Lewat Sains

Tiga tokoh nasional inilah yang menjadi tokoh utama yang berperan untuk memproklamirkan dan perumusan teks kemerdekaan.

Perumus Dasar Negara

Para tokoh nasional di balik perumusan dasar negara melibatkan tokoh-tokoh hebat. Pertama ada Mohammad Yamin, beliau sebagai sastrawan dan politikus menyumbangkan gagasan penting bagi dasar negara. Dalam sidang BPUPKI, Mohammad Yamin menyumbangkan gagasannya tentang dasar negara yang meliputi kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Gagasan ini pun menjadi salah satu fondasi yang kemudian melahirkan Pancasila.

Kemudian ada Prof. Dr. Soepomo, tokoh nasional ahli hukum tata negara yang menjadi perancang utama Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Bersama dengan tokoh-tokoh lain, ia berusaha membangun kerangka negara yang sesuai dengan jati diri bangsa. Setelah tersusun, UUD 1945 hingga kini menjadi pijakan hukum Indonesia.

Tokoh nasional yang juga berperan penting dalan perumusan dasar negara yaitu KH. Abdul Wahid Hasyim dan Abikoesno Tjokrosoejoso. Mereka turut menyuarakan nilai-nilai agama dan kedaulatan rakyat dalam sidang-sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Peran mereka memperlihatkan bagaimana kemerdekaan Indonesia lahir dari perpaduan berbagai pandangan mulai dari agama, hukum, politik, hingga budaya yang kemudian menyatu dalam semangat persatuan untuk membangun negara.

Pemuda & Organisasi

Selain para tokoh nasional yang berperan dalam memproklamirkan serta perumusan dasar negara, ada peran penting pemuda dan tokoh organisasi yang membantu kemerdekaan Indonesia. Sosok tokoh pemuda ada seperti Sutan Sjahrir, Wikana, dan Chaerul Saleh yang mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Mereka khawatir kesempatan emas akan hilang jika bangsa Indonesia tidak segera menyatakan kemerdekaannya setelah Jepang menyerah kepada Sekutu. Hingga puncaknya pada peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda membawa Soekarno dan Hatta agar jauh dari pengaruh Jepang dan dapat memproklamasikan kemerdekaan secara murni atas nama bangsa Indonesia.

Baca Juga:  Kenali Hemofilia, Gangguan Pembekuan Darah Langka

Sementara itu, tokoh muda Sayuti Melik berkontribusi dengan mengetik naskah proklamasi yang sebelumnya ditulis tangan oleh Soekarno. Naskah itu kemudian menjadi dokumen sejarah bangsa yang abadi, dan kini menjadi dokumen bersejarah penting yang disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Kemudian para tokoh dari berbagai organisasi juga turut berkontribusi untuk memproklamirkan kemerdekaan. Mulai dari KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU (Nahdlatul Ulama) organisasi Islam yang berdiri sejak 1926. Beliau mengeluarkan Resolusi Jihad yang membakar semangat rakyat melawan penjajah. Resolusi tersebut memicu perlawanan rakyat secara besar-besaran di berbagai wilayah.

Selain itu juga ada KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah organisasi Islam yang berdiri sejak 1912. Beliau juga menyalakan semangat perlawanan rakyat melalui pendidikan dan dakwah. Ia menanamkan nilai-nilai keislaman yang berpadu dengan semangat kebangsaan dan berkrontibusi untuk kemerdekaan.

Lalu tokoh nasional Ki Hajar Dewantara yang memperjuangkan kemerdekaan dengan jalur organisasi pendidikan. Melalui Taman Siswa, ia mendidik generasi muda agar berani berpikir merdeka, mandiri, dan mencintai bangsanya. Ia yakin dengan rakyat yang terdidik bisa menjadi bentuk perlawanan senyap yang justru mampu mencetak kader-kader bangsa berkualitas dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Terakhir ada sosok Tan Malaka, yang merupakan tokoh nasional yang berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Ia termasuk tokoh yang kontroversional dengan pemikiran revolusioner dan gagasan tentang kemerdekaan. Dengan pemikiran kiri yang progresif, ia menulis berbagai gagasan perjuangan dan strategi perlawanan yang menginspirasi banyak kalangan. Bahkan ia sempat dijuluki sebagai “Bapak Republik” oleh sebagian pejuang. Kontribusinya menegaskan bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga melalui ideologi dan konsep besar untuk membangun bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *