Alur Cerita Karma, Drama Korea Penuh Plot Twist. Spoiler Alert!

Alur Cerita Karma, Drama Korea Penuh Plot Twist. Spoiler Alert!

Lyfe

nouranoor.com – Drama korea Karma, merupakan series terbaru dari Netflix yang rilis pada 4 April 2025. Karma cukup menarik perhatian bagi para pecinta drama korea terutama yang menyukai genre crime thiller.

Di direct oleh Lee Il-Hyeong, drama korea Karma merupakan adaptasi dari webtoon berjudul ‘Akyeon’ karya Choi Hee-Sun. Dalam seminggu penayangannya di Netflix, Karma menduduki posisi ke empat sebagai drama paling populer. Selain itu meraih rating 7.6 di situ IMDb dari 1,8 ribu vote (data per 12/4/25).

Drama kore Karma ini bercerita tentang kehidupan 6 orang yang saling terjerat dalam hubungan nasib buruk. Park Jae-Yeong (Lee Hee-Jun) seorang pria yang terlilit hutang rentenir, Jang Gil-Ryong (Kim Sung-Kyun) seorang pria yang kehilangan pekerjaannya secara tidak adil, Han Sang-Hun (Lee Kwang-Soo) menjalankan klinik swasta yang sukses di Gangnam, Lee Yu-Jeong (Gong Seung-Yeon) pacar dari Hang Sang-Hun, ‘A Man’ (Park Hae-Soo) yang menyaksikan kecelakaan misterius, dan Lee Ju-Yeon (Shin Min-A) seorang dokter yang hidup dengan trauma masa kecilnya.

Kejadian buruk mulai menghantui mereka satu persatu, mereka pun melakukan berbagai cara untuk menghindarinya. Bagaimana akhirnya? Simak selengkapnya alur cerita drama korea Karma berikut ini.

Chapter 1: The Man With Loan Shark Debts

Drama Korea Karma chapter 1

Cerita dimulai dengan penyelamatan seorang pria korban kebakaran di gedung tua, ia mengalami luka bakar yang cukup parah. Pakaiannya hampir seluruhnya terbakar namun jam tangan mahal yang ia pakai masih utuh. Sesampainya di rumah sakit, Lee Ju-Yeon yang saat itu bertugas sebagai dokter jaga segera melakukan penanganan pertama untuk mengobati korban.

Setelah itu ia ditempatkan di ruang perawatan, saat pemeriksaan rutin ia masih tanpa identitas. Dokter utama coba mengkonfirmasi identitasnya, dan korban pun menyebutkan namanya yaitu Park Jae-Yong. Lee Ju-Yeon yang mendengar nama itu terkesiap sejenak, hal itu pun di-notice Yoon Jeong-Min yang merupakan rekan dokternya.

Mundur dua minggu sebelum kebakaran, terjadi penculikan dan penyekapan Park Jae-Yong. Ia melihat ada orang lain di ruangan itu yang sedang dibedah untuk diambil organnya. Lalu pria yang berbadan besar yang merupakan rentenir mengancam Jae-Yong, jika ia tidak dapat melunasi hutangnya dalam 30 hari maka ia akan berakhir sama dengan orang tadi.

Jae-Yong memutar otak bagaimana untuk melunasi hutang tersebut, di satu sisi crypto yang ia harapkan melonjak nilainya malah menurun. Saat kembali bekerja, Jae-Yong melihat bosnya memecat rekannya Jang Gil-Ryong dengan alasan aneh salah satunya karena ia keturunan Cina-Korea.

Saat kembali, Jae-Yong mendapat kabar bahwa ayahnya menjadi korban kecelakaan. Sang penabrak meminta untuk tidak melapor polisi, Jae-Yong menyetujuinya sebagai gantinya ia harus memberikan sejumlah imbalan. Setelah itu ia pergi kerumah ayahnya untuk mengambil pakaian ganti untuk ayahnya.

Kesempatan itu Jae-Yong gunakan juga untuk mengambil sejumlah uang dan jam tangan mahal ayahnya yang langsung ia pakai. Selain itu ia juga menemukan sertifikat asuransi kematian ayahnya, yang menyatakan jika ia meninggal dunia maka ahli warisnya berhak menerima warisan senilai 500 juta won.

Lalu Jae-Yong menyusun rencana untuk menghilangkan nyawa ayahnya dengan menyamarkannya sebagai kecelakaan. Ia meminta Gil-Ryong sebagai eksekutor dengan sejumlah imbalan.

Chapter 2: The Man Who Disposed Of The Body

Drama Korea Karma chapter 2

Seorang wanita yang sedang membuat vlog sambil berjalan menuruni gunung teralih perhatiannya pada seekor anjing yang menggali-gali gundukan tanah. Ia penasaran dan mencoba mendekat, dan betapa terkejutnya ia ternyata gundukan tanah tersebut berisi sesosok jasad pria.

Sehari sebelumnya, seorang pria sedang merayakan kesuksesannya dengan makan malam di tempat yang mewah yaitu Hang Sang-Hun bersama pacarnya Lee Yu-Jeong. Setelah itu mereka menghasbiskan malam bersama di sebuah penginapan, namun lewat tengah malam Yu-Jeong meminta untuk diantar pulang karena ada kerabatnya yang meninggal dunia.

Di tengah perjalanan, Yu-Joeng terus menggoda Sang-Hun hingga ia tidak fokus menyetir. Sampai di dekat jembatan penyebrangan ia menabrak seorang pria tua, Sang-Hun mengecek kondisinya yang ternyata sudah meninggal dunia. Di tengah kepanikannya, Sang-Hun menyingkirkan mayat tersebut ke pinggir jalan.

Tiba-tiba ada sebuah mobil dengan penumpang laki-laki dan perempuan yang menghampiri, si pengemudi menawarkan bantuan pada Sang-Hun karena terlihat mobilnya seperti habis menabrak. Karena takut mereka tahu apa yang terjadi, Sang-Hun menolak bantuan mereka.

Baca Juga:  8 Film Adaptasi Drama Korea, No 5 Flop Akibat Attitude Sang Aktor

Setelah mereka pergi Sang-Hun pun memutar otak untuk menghilangkan jejak, ia sempat berdebat dengan Yu-Joeng namun di saat itu muncul seorang pria dari bawah jembatan menggunakan sepedanya. Sang-Hun pun panik dan mengejar pria itu, karena ia yakin si pria mendengar perdebatan mereka.

Tanpa pikir panjang Sang-Hun langsung menabarakkan diri ke pria itu hingga tak sadarkan diri. Ia pun langsung memasukkan pria itu ke dalam mobil bersama jasad pria tua tadi dan membawanya ke gunung terdekat. Sang-Hun berencana menguburkan mereka berdua di sana, namun di luar dugaan pria tersebut masih hidup.

Sang-Hun pun berusaha memanfaatkan keadaan, dengan menjadikan pria itu menjadi komplotan dengan mentransfer sejumlah uang. Si pria akhirnya menurut dan membantunya untuk mengubur jasad tersebut.

Pagi harinya Sang-hun memperbaiki mobil dan membuang barangnya yang terkena noda darah, tanpa ia sadari ada dua orang yang memata-matainya.

Chapter 3: The Unrighteous

Karma chapter 3

Nasib buruk masih menghantui Sang-Hun, ‘pria saksi’ mendatanginya ke klinik dan kembali meminta sejumlah uang hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

Di lain sisi, Jae-Yong sedang berlatih untuk menangis setelah mendengar kematian ayahnya. Ia tidak ingin polisi mencurigainya, karena kematian sang ayah disinyalir sebagai pembunuhan. Namun ada satu polisi yang mencurigai dan mengawasi gerak-geriknya.

Kini Jae-Yong tengah mengurus asuransi ayahnya, namun ia marah karena harus menunggu lama. Sayangnya orang yang mengurus asuransi tersebut adalah pria yang menabrak ayahnya beberapa waktu lalu. Sehingga Jae-Yong tidak bisa menekannya karena semakin takut khawatir terbongkar rahasianya.

Jae-Yong pun pulang dengan tangan hampa, namun Gil-Ryong sudah menunggunya untuk meminta bayarannya. Ia pun berdebat karena apa yang Gil-Ryong lakukan tidak sesuai rencana.

Polisi mengamati dari kejauhan perdebatan mereka berdua, hingga ia memutuskan mengikuti Gil-Ryong. Di saat Gil-Ryong lengah, polisi itu masuk ke tempat tinggalnya dan mengambil sebuah perekam yang ia yakini sebagai bukti kejahatan mereka.

Di tengah jalan, Gil-Ryong mencegat polisi itu, ia pun ‘menghabisinya’ karena berpikir polisi itu adalah suruhan Jae-yong. Setelahnya ia baru menyadari pria itu adalah polisi, dan sadar hal itu semakin membuatnya dalam masalah.

Di lain sisi, Sang-Hun mulai menyadari ada kejanggalan dari kecelakaan yang ia alami setelah mendengar informasi dari montir yang memperbaiki mobilnya. Ia pun mengecek ulang dashcam mobilnya, dan benar saja ternyata ada yang membuang pria tua itu dari atas jembatan lalu menimpa mobilnya.

Sang-Hun segera memberi tahu Yu-Joeng, bahwa dalang dari kecelakaan itu adalah pria yang menjadi saksi. Namun tanpa diduga, pria itu masuk ke dalam mobil mereka dan melukai Sang-Hun. Saat siuman, Sang-Hun sadar dikhianati pacarnya sendiri, lalu menabrak Yu-Joeng.

‘Pria saksi’ itu marah melihat apa yang terjadi dan langsung ‘menghabisi’ Sang-Hun. Tanpa disadari ada orang yang memotret kejadian itu dari atap gedung.

Chapter 4: The Woman Trapped In The Past

Karma chapter 4

Lee Ju-Yeon hampir setiap harinya tidak pernah bisa tidur nyenyak karena selalu dihantui oleh mimpi buruk akan masa lalunya. Hingga ia memutuskan untuk mencari tahu kehidupan orang-orang yang melukainya dulu melalui jasa detektif swasta.

Yoon Jeong-Min menyadari ada perubahan sikap dari Ju-Yoen, dan ia pun menawarkan diri kapan pun Ju-Yoen butuh bantuannya. Namun di saat yang bersamaan Jeong-Min menerima telepon dari kerabatnya yang butuh bantuan medis, dan ia pun izin pamit pada Ju-Yoen.

Ju-Yoen kembali memasuki kamar rawat Park Jae-Yong, lalu kembali teringat masa lalunya yang kelam. Saat SMA, Ju-Yoen menjadi korban pemerkosaan dari tiga orang setelah ia mengikuti kencan buta yang disarankan Lee Yu-Joeng.

Di tengah lamunannya, Ju-Yoen mendapat telepon dari detektif swasta yang mengabari bahwa dari tiga orang yang ia cari dua orang sudah meninggal dunia. Orang pertama karena over dosis narkoba dan yang kedua bunuh diri di penjara. Satu orang masih hidup, yaitu Park Jae-Yong namun berada di luar kota.

Keesokkan harinya dua orang detektif menginterogasi Jae-Yong mengenai insiden kebakaran tersebut. Ia pun memberikan keterangan kalau ia menjadi korban penculikan dan penyekapan dua orang tak dikenal. Lalu mereka bertengkar dan saling menyerang satu sama lain dan salah satunya mulai menyulut api dan membakar gedung itu.

Baca Juga:  Review Drama Bidaah: Ketika Aliran Sesat Pakai Topeng Agama

Di akhir interogasi, detektif menginfokan bahwa kerabatnya akan datang mengunjunginya. Hal itu membuat Jae-Yong sedikit kaget dan berencana untuk segera keluar dari sumah sakit.

Di sisi lain, Ju-Yoen yang tengah makan siang bersama Jeong-Min kembali menerima telepon dari detektif. Ia mendapat kabar terbaru bahwa, Jae-Yong yang ia cari adalah korban kebakaran yang kini menjadi pasien di rumah sakit tempatnya bekerja. Hal itu seketika membuatnya terkejut, dan terpikir untuk ‘menghabisi’ Jae-Yong.

Namun Ju-Yoen melihat Jae-Yong tengah bersiap untuk meninggalkan rumah sakit. Ia pun mengejar Jae-Yong ingin mengetahui apakah ia mengingatnya atau tidak. Namun jawaban yang ia terima mengecewakan hingga membuatnya semakin terluka.

Chapter 5: Rewind

Cerita kembali mundur di hari kejadian Sang-Hun dan Yu-Jeong terbunuh, ‘pria saksi’ kemudian menguburkannya di gedung tersebut. Ia pun pergi dan sementara menggunakan mobil milik Sang-Hun. Di saat yang bersamaan dua orang yang menjadi saksi kejadian tersebut langsung melapor ke atasannya yang ternyata detektif swasta yang disewa Ju-Yoen.

Kemudian Jae-Yong sedang mempersiapkan rencana untuk ‘menghabisi’ Gil-Ryong karena terus menekannya untuk memberikan bayaran.

Enam bulan yang lalu, ‘pria saksi’ merupakan narapidana yang kebetulan satu sel dengan Gil-Ryong. Ia bebas sebulan sebelum Gil-Ryong, dan ia memberikan nomor teleponnya agar Gil-Ryong bisa menghubunginya jika nanti membutuhkan ‘bantuannya’.

Saat bebas, Yu-Joeng menjemput ‘pria saksi’. Mereka sudah mengenal sejak SMA, ia merupakan senior tiga tahun di atas Yu-Joeng. Setelah itu mereka bekerja bersama yaitu menipu dan memeras para pria kaya dengan Yu-Joeng sebagai ‘umpannya’.

Saat ingin menjerat korban berikutnya, yaitu Sang-Hun, ‘pria saksi’ menerima telepon dari Gil-Ryong yang meminta bantuannya untuk mencelakai pria tua yang merupakan ayah Jae-Yong.

Saat mengeksekusi terjadi sedikit insiden, ada seseorang yang melihat kejadian itu. Gil-Ryong pun mengejarnya, sementara ‘pria saksi’ membawa tubuh pria tua itu ke dalam mobil. Ia pun memanfaatkannya untuk menjadi alat menjebak Sang-Hun dalam insiden kecelakaan.

Kembali ke saat Gil-Ryong ingin menemui Jae-Yong, ‘pria saksi’ yang mengantarnya. Di saat itu pula para polisi menemukan mayat polisi korban Gil-Ryong.

Beralih ketika Jae-Yong sudah bertemu Gil-Ryong dan mengajaknya ke sebuah gedung tua dengan rencana ingin ‘menghabisinya’. ‘Pria saksi’ turut membuntuti mereka, namun menghilang di tengah perjalanan karena sadar para polisi sudah mencarinya.

Sesampainya di gedung tua, Gil-Ryong mengetahui niat jahat Jae-Yong dan langsung menyerangnya balik dan menyekapnya. Sesampainya ‘pria saksi’ di sana, mereka saling berdebat cara untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

Hingga ‘pria saksi’ terpikir untuk menghabisi Gil-Ryong dan Jae-Yong, lalu memakai identitas Jae-Yong untuk dirinya.

Chapter 6: Karma

Kembali saat Ju-Yoen menghampiri ‘Jae-Yong’ yang ingin meninggalkan rumah sakit, Jeong-Min memperhatikannya dari kejauhan. Setelah percakapan mereka selesai, Jeong-Min menghampiri Ju-Yoen. Ia cukup khawatir dengan kondisi Ju-Yoen, dan memastikannya baik-baik saja.

Ju-Yoen kembali meminta bantuan detektif untuk menukar obat ‘Jae-Yong’, ia berencana ‘menghabisinya’ agar bisa keluar dari mimpi buruk itu. Di saat yang sama ‘Jae-Yong’ mendapat kabar bahwa asuransi ayahnya sudah cair, namun yang menjadi ahli waris adalah gereja.

Dengan perasaan marah ia pun segera pergi ke gereja, namun terungkap bahwa sang ayah kecewa dengan sikap Jae-Yong sehingga tidak mencantumkannya sebagai ahli waris.

Ju-Yoen mengikuti ‘Jae-Yong’ yang pergi meninggalkan gereja. Sadar akan hal itu ia mengatakan bahwa ia bukanlah Jae-Yong asli. Tak peduli, Ju-Yoen tetap ingin mengakhiri semuanya malam itu. Di saat itu Jeong-Min muncul dan menghalangi tindakan Ju-Yoen yang dapat merugikannya.

Joeng-Min pun mengantarkan Ju-Yoen pulang, namun di saat bersamaan Joeng-Min kembali menerima telepon dari kerabatnya. Ju-Yoen pun menyuruhnya untuk pergi, karena menurutnya kerabatnya saat ini lebih membutuhkan bantuannya sebagai dokter.

Kemudian detektif yang menangani kasus kebakaran menemukan kejanggalan dari kesaksian ‘Jae-Yong’, mereka pun ingin menemuinya. ‘Jae-Yong’ yang menyadari polisi sudah mencurigainya, mulai berkemas untuk pergi.

Saat itu ia menemukan sebuah pamflet yang menampilkan Ju-Yoen sebagai modelnya saat SMA. Ia pun teringat idenya yang dulu ia berikan ke Yu-Jeong untuk mencelakai Ju-Yoen berakhir buruk hingga saat ini.

Posisinya semakin terdesak hingga ia bergegas pergi. Namun ia mendapatkan notifikasi ‘d-day’ pada handphone nya, dan tak berapa lama seseorang menculiknya.

Di pagi hari Joeng-Min kembali menemui Yu-Jeong, ia pun memastikan Yu-Joeng sudah tidak bermimpi buruk. Yu-Joeng tersenyum dan mengatakan mimpi buruknya sudah hilang sepenuhnya, tentu saja hal tersebut membuat Joeng-Min senang.

Joeng-Min kemudian membuka hadiah dari ‘kerabatnya’ sebagai hadiah perpisahan, yaitu sebuah jam tangan mahal. Yu-Joeng pun kini sudah bisa menjalani hidup secara normal sepenuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *