Biografi B.J. Habibie, “Sang Bapak Teknologi Indonesia”

Biografi B.J. Habibie, “Sang Bapak Teknologi Indonesia”

Noupedia

nouranoor.comB.J. Habibie merupakan anak bangsa pertama yang berhasil menciptakan pesawat di Indonesia sehingga mendapat julukan sebagai “Bapak Teknologi Indonesia” atau “Mr. Crack”. Selain mejadi tokoh yang sangat berjasa di bidang teknologi, beliau juga merupakan presiden ketiga Republik Indonesia.

Berbagai prestasi yang beliau torehkan sangat menginspirasi generasi muda, bahkan namanya tidak hanya harum di dalam negeri tetapi juga internasional. Berikut biografi B.J. Habibie, mulai dari profil hingga kisah hidup inspiratifnya.

Profil B.J. Habibie

Nama lengkap: Bacharuddin Jusuf Habibie
Lahir: Parepare, 25 Juni 1936
Meninggal: Jakarta, 11 September 2019
Orang tua: Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo
Anak ke: Anak keempat dari delapan bersaudara Istri: Hasri Ainun Besari
Anak: Ilham Akbar Habibie, Thareq Kemal Habibie
Riwayat Pendidikan: Institut Teknologi Bandung (ITB), tahun 1954
RWTH Aachen University, Jerman, tahun 1955-1965

Masa Kecil B.J. Habibie

BJ Habibie lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya di Parepare, Sulawesi Selatan bersama tujuh saudaranya. Ayahnya merupakan seorang ahli pertanian asal Gorontalo dan ibunya merupakan spesialis mata asal Yogyakarta.

Tidak hanya dibesarkan dilingkungan keluarga yang mengutamakan pendidikan namun juga sangat religius. Kecerdasan B.J. Habibie sudah sangat terlihat sejak kecil, bahkan di usinya yang baru 3 tahun ia sudah lancar membaca Al-Quran. Saat usianya masih sangat muda yakni 14 tahun, sang ayah yang meninggal dunia. Sang ibu yang menjadi tulang punggung satu-satunya tetap berjuang untuk memberikan kehidupan yang layak serta pendidikan terbaik bagi B.J. Habibie dan ketujuh saudaranya. Dari situlah B.J. Habibie sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Bandung.

Pendidikan dan Prestasi di Industri Penerbangan Internasional

B.J. Habibie menempuh masa pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (SR) Parepare, lalu melanjutkan jenjang menengah pertama di SMP 5 Bandung, kemudiaan menuntaskan jenjang menengah atas di SMA Kristen Dago, Bandung.

Setelah lulus SMA pada tahun 1954, B.J. Habibie melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung kurang lebih selama satu tahun. Lalu pada tahun 1955, ia melanjutkan pendidikan di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule (RWTH) Aachen University, Jerman dengan jurusan konstruksi pesawat terbang.

B.J. Habibie meraih gelar teknik (Diplom-Ingenieur) pada tahun 1960. Setelah itu ia menetap di Aachen sebagai asisten peneliti sekaligus melanjutkan pendidikan untuk menyelesaikan gelar doktornya. Selain itu B.J. Habibie juga bekerja di Waggenfabrik Talbot sebuah perusahaan kereta api, ia bertugas membantu merancang gerbong kereta. Pada tahun 1965, ia resmi meraih gelar Doktor Ingenieur (Dr. Ing.) di bidang Teknik kedirgantaraan.

Baca Juga:  Hari Pancasila, Bagaimana Sebagai Pemuda Memaknainya?

Setelah menyelesaikan pendidikan doktornya, B.J. Habibie memilih menetap di Jerman dan bergabung dengan sebuah perusahaan penerbangan yaitu Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB). Karirnya terus berkembang hingga ia mengembangan metode baru yang akhirnya memberikan dampak besar di industry penerbangan saat itu. Metode tersebut yaitu teori perambatan retak atau crack propagation theory, dari temuannya ini ia mendapat julukan “Mr. Crack”.

Pada masa itu, kecelakaan pesawat sering terjadi karena kegagalan konstruksi atau kebanyakan karena kelelahan pada badan pesawat, saat kelelahan logam terjadi maka itu menjadi awal dari sebuah retakan. Dengan teori yang ia cetuskan, titik retakan dapat diprediksi lebih awal sehingga mengurangi resiko kerusakan dan juga kecelakaan pesawat.

Teori perambatan retak juga menjadi jawaban dari kebuntuan selama 40 tahun dalam industri penerbangan komersil. Lembanga penerbangan Eropa telah mengakui teori ini dan mengaadopsinya untuk pembuatan pesawat komersil produksi Airbus pada saat itu. Karirnya terus berkembang, hingga ia menjadi Vice President di MBB pada tahun 1974.

Perjalanan Karir di Tanah Air

Tidak hanya berkiprah di industri penerbangan internasional, pada tahun 1976 B.J. Habibie menjadi salah satu tokoh penting dalam mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) atau saat ini PT Dirgantara Indonesia. Presiden Soeharto meresmikan IPTN pada bulan Agustus 1976 dan menunjuk B.J. Habibie sebagai direktur utama.

Tidak hanya karirnya sebagai teknokrat yang berkembang, B.J. Habibie pun turut terjun ke dunia politik. Ia ditunjuk menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) selama kurun waktu 20 tahun sejak 1978. Kepemimpinannya sebagai Menristek memberikan dampak yang sangat positif, khususnya pada pengembangan pesawat terbang nasional. Di tahun 1995 IPTN meluncurkan pesawat N-250 Gatot Kaca dengan kapasitas 50-70 penumpang dan di tahun 1996 resmi ditampilkan pada pameran Indonesia Air Show 1996. Dari pencapaian ini digadang-gadang Indonesia akan menjadi kiblat pengembangan pesawat di Asia saat itu, namun sayangnya pada tahun 1997 Indonesia mulai mengalami gelombang krisis ekonomi.

Pada tahun 1998, ia terpilih sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang ketujuh mendampingi Presiden Soeharto. Tahun itu menjadi masa yang sulit, terjadi krisis politik dan ekonomi hampir di seluruh wilayah Indonesia yang memicu publik menekan pemerintah untuk melakukan reformasi pada rezim yang berkuasa. Gelombang aksi masa semakin meluas, hingga akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan diri dan menyerahkan amanat kekuasaan kepada B.J. Habibie. Ia secara resmi ditunjuk sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998.

Masa jabatan B.J. Habibie sebagai Presiden tergolong singkat hanya sekitar satu setengah tahun hingga 20 Oktober 1999. Namun pemerintahannya memberikan dampak yang sangat positif bagi Indonesia sejalan dengan tuntutan reformasi. Salah satu pencapaiannya di sektor ekonomi yaitu penguatan rupiah mencapai 34,1% dari Rp 16.000 (Mei 1998) per USD menjadi Rp 7.385 per USD (Oktober 1999), bahkan pernah menyetuh Rp 6.500 per USD. Tidak hanya fokus pada perbaikan ekonomi nasional, B.J. Habibie juga membuat kebijakan-kebijakan penting demi mengatasi krisis pada sektor lainnya.

Baca Juga:  Susi Susanti, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Mendunia

Kebijakan Penting pada Masa Presiden B.J. Habibie:

  • Kebijakan tentang Otonomi Daerah
    UU Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara pusat dan daerah sehingga diharapkan terjadi pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
  • Kebijakan tentang kebebasan menyalurkan aspirasi/berpolitik
    UU Nomor 2/1999 tentang Partai Politik bertujuan memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menyalurkan aspirasi melalui partai politik. Selain itu, juga diterbitkan UU Nomor 3/1999 tentang Pemilu yang menjadi dasr pemilu dengan sistem multipartai.
  • Kebijakan tentang masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
    Tap MPR Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden maksimal dua kali periode masa kepemimpinan.
  • Kebijakan tentang penguatan MPR/DPR dan DPRD
    Pembaruan pada UU tentang Susduk DPR/MPR, melalui UU Nomor 4/1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR yang meliputi komposisi dan jumlah anggota MPR, DPR, dan DPRD, serta penjabaran tugas, wewenang, dan hak para anggtoa MPR, DPR, dan DPRD.
  • Kebijakan tentang Kebebasan Pers
    UU Nomor 40/1999 tentang Pers menjadi tonggak kebebasan pers Indonesia yang selama 32 tahun di era Orde Baru mendapat kekangan serta intimidasi dari penguasa.
  • Kebijakan pembebasan narapidanan politik
    Kebijakan ini bertujuan untuk membebasakan para tahanan yang dipenjara karena dianggap kritis atau melawan terhadap kebijakan pemerintahan di era Orde Baru.
  • Kebijakan tentang indepedensi Bank Indonesia
    UU Nomor 23/1999 tentang Bank Indonesia, melalui UU ini Bank Indonesia memasuki era baru dalam sejarah sebagai Bank Sentral independent yang memiliki tugas dan wewenang untuk mencapai dan memeliharan kestabilan nilai rupiah.

Karya dan Penghargaan Kepada B.J. Habibie

Tidak hanya buku dan jurnal yang dipublikasikan mengenai perjalanan hidup dan karir B.J. Habibie, ada juga beberapa karya film seperti Habibie & Ainun, dan Rudy Habibie yang mengisahkan perjalanan kisah cinta B.J. Habibie dan istrinya Hasri Ainun serta perjuangannya selama menempuh pendidikan dan bekerja di Jerman.

Sejumlah penghargaan baik nasional dan internasional diraih B.J. Habibie. Beberapa penghargaan internasional seperti Anggota Kehormatan Gesellschaft für Luft und Raumfarht (Lembaga Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman, Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering Amerika Serikat, Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom, Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering Jepang, dan lainnya.

Selain itu ada tanda kehormatan dari dalam negeri dan juga luar negeri. Lalu pembuatan monumen, rumah sakit, stadion, serta institut teknologi menggunakan nama B.J. Habibie di kota Parepare, Sulawesi Selatan sebagai bentuk penghormatan mengapresiasi sosok B.J. Habibie sebagai tokoh kebanggaan di Parepare.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *