Sinopsis Film Conclave, Pemilihan Paus Baru yang Penuh Misteri

Sinopsis Film Conclave, Pemilihan Paus Baru yang Penuh Misteri

Lyfe

nouranoor.com Conclave menceritakan suatu pertemuan Dewan Kardinal yang dilakukan secara tertutup yang diadakan untuk memilih seorang Paus. Dengan alur yang penuh misteri dan dramatis, Conclave juga menyajikan sinematik yang apik dan memanjakan mata penonton.

Conclave merupakan film garapan sutradara Edward Berger. Film ini diangkat dari novel yang berjudul sama yaitu Conclave karya Robert Harris. Rilis di Amerika Serikat dan Inggris pada 2024 lalu dan mulai tayang di Indonesia pada 28 Februari 2025.

FilmNation Entertaiment memproduksi film ini dikabarkan menghabiskan biaya produksi sebesar 20 juta USD atau sekitar 327 miliar rupiah. Dalam laporan pada Februari 2025, film ini memperoleh pendapatan kotor berkisar 98,5 juta USD.

Conclave memperoleh pendapatan yang fantastis dan beragam review positif dari para kritikus. National Board of Review dan American Film Institute juga menobatkan Conclave sebagai salah satu dari 10 film teratas pada 2024 oleh .

Sederet penghargaan bergengsi juga turut diraih Conclave di antaranya Best Film (BAFTA Awards 2025), Movie of The Year (AFI Awards 2025), Audience Award (Mill Valley Film Festival 2024), Best Narrative Film (North Carolina Film Critics Association 2025), dan lainnya.

Sinopsis

Setelah wafatnya Paus yang akibat serangan jantung, terjadilah sedikit keguncangan di Vatikan. Para dewan kardinal mulai mengadakan konlaf untuk memilih Paus baru.

Para kardinal dari seluruh dunia yang terpilih untuk mengikuti pemilihan umum ini akan mengikuti segala prosesnya secara tertutup hingga mencapai kesepakatan pada satu nama sebagai Paus baru.

Thomas Lawrence (Ralph Fiennes) sebagi dewan kardinal yang bertugas mengurus prosesi konklaf. Ada empat kandidat utama yang terpilih yaitu,  Aldo Bellini (Stanley Tucci) seorang liberal dari Amerika Serikat, Joshua Adeyemi (Lucian Msamati) seorang konservatif sosial dari Nigeria, Joseph Tremblay (John Lithgow) seorang moderat dari Kanada, dan Goffredo Tedesco (Sergio Castellitto) seorang tradisionalis dari Italia.

film conclave-dewan kardinal

Konflik mulai terjadi selama proses konklaf, para kandidat calon pegganti Paus yang sejatinya sesuai dengan kriteria tetapi satu persatu muncul berbagai skandal dan rahasia dari mereka.

Baca Juga:  Deretan Film Terbaru Barat Tayang Juni 2025

Kedatangan seorang kardinal dari Kabul semakin memperlihatkan misteri baru ke dalam proses pemilihan.

Hal ini semakin membuat Thomas Lawrence terusik, hingga ia mulai menyelidiki berbagai rahasia di antara para kandidat.

Thomas Lawrence sebagai dewan kardinal yang bertugas memimpin pemilihan ini merasa memiliki tanggung jawab penuh untuk menjamin Paus baru yang terpilih berikutnya adalah pemimpin terbaik. Ia pun terus menggali informasi hingga sampai di satu titik yan menggiringnya pada refleksi mendalam tentang imannya.

Ringkasan Menarik

Film Conclave memadukan sinematografi dan musik yang sangat bagus dan sesuai porsinya, membuat penonton dapat merasakan intensi dari alur film.

Salah satu contoh scene ketika Thomas Lawren menemukan Paus yang sudah meninggal dunia, lalu membawanya keluar apartemen hingga ke ambulance. Di situ sangat terasa intensitasnya, dengan scene sederhana namun penyajiannya dramatis dan sangat bagus sehingga kita bisa merasakan urgensi dari sebuah konklaf tersebut.

Untuk calon pengganti Paus, secara umum mengharapkan seseorang yang bermartabat, suci, dan mungkin rupawan secara fisik. Maka Conclave ini benar-benar menyajikan sinematografi yang sangat elegan, rapih, dan seperti tanpa celah bahkan untuk scene-sence sederhana.

film conclave-scene pemungutan suara
sumber: Conclave/scene pemungutan suara

Seperti saat pemilihan, penempatan surat suara ditampilkan dengan sangat elegan. Tidak seperti pemilihan tokoh atau kepala daerah pada umumnya yang hanya memasukkan lembar suara ke kotak aluminium atau kardus.

Di dalam Conclave ini penggambaran pemilihan Paus yang cukup relevan dengan pemilihan-pemilihan pemimpin pada umumnya. Orang yang memiliki hak memilih harus berhadapan pada situasi “lesser evil” atau “lesser of two evils principle”.

Pemilih berada pada kondisi bimbang untuk memberikan suaranya atau tidak sama sekali. Sebab mereka menghadapi para calon pilihan yang tidak ideal (pilihannya antara buruk atau lebih buruk).

Karakter Thomas Lawrence harus menghadapi situasi seperti itu, yang awalnya ia sudah condong mendukung pada salah satu cardinal yaitu Bellini karena memiliki kesamaan. Namun seiring waktu setelah beberapa putaran pemilihan, keraguan mulai muncul untuk tetap mendukungnya.

Baca Juga:  Sinopsis Wolf Man, Ketika Manusia Terjangkit Virus Misterius

Kesimpulan

Film Conclave tidak mengkhususkan untuk umat Katolik saja, sang sutradara Edward Berger memastikan penonton non Katolik dapat memahami seberapa urgensinya konklaf untuk pemilihan Paus baru. Perpaduan sinematografi dan musik yang sangat bagus, membuat penonton dapat merasakan intensi dari alur film ini, walaupun sebagai penonton non Katolik.

Secara alur dengan jelas fokus pada pemilihan dewan kardinal calon pengganti Paus. Namun para calon ini seiring proses konklaf semakin terlihat tidak layak menjadi sosok Paus.

Satu persatu sisi gelap dari setiap dewan kardinal calon pengganti paus semakin terlihat, dan di sini semakin membuat Lawrence tertekan namun ia tetap harus professional dalam menjalankan konklaf ini.

Ralph Fiennes berhasil membawakan karakter Lawrence dengan sangat apik. Penonton benar-benar bisa merasakan tekanan emosi dari karakternya sehingga terbawa hanyut dalam cerita.

Semakin ke inti cerita kalian akan merasakan Conclave ini seperti reality show. Jalan cerita yang penuh dramatis, di mana ada invetigasi, saling spill the tea, lalu para cardinal mulai tereliminasi satu-persatu.

Jadi cukup kebayang film ini tidak sekaku temanya, saat kalian menonton akan terasa cukup fun.

Dari film ini juga menyampaikan pesan yaitu harapan suatu hari agar gereja dapat berpikiran lebih terbuka memandang berbagai isu sosial seperti gender, seksualiatas, dan lainnya.

Pemeran

  • Ralph Fiennes sebagai Kardinal Thomas Lawrence
  • Stanley Tucci sebagai Kardinal Aldo Bellini
  • John Litghow sebagai Kardinal Joseph Tremblay
  • Lucian Msamati sebagai Kardinal Joshua Adeyemi
  • Brian F. O’Byrne sebagai Monsignor Raymond O’Malley (asisten Lawrence)
  • Carlos Diehz sebagai Kardinal Vincent Benitez
  • Merab Ninidze sebagai Kardinal Sabbadin
  • Thomas Loibl sebagai Uskup Agung Mandorff
  • Sergio Castellitto sebagai Kardinal Goffredo Tedesco
  • Isabella Rossellini sebagai Suster Agnes
  • Jacek Koman sebagai Uskup Agung Janusz Wozniak
  • Loris Loddi sebagai Kardinal Villanueva
  • Roberto Citran sebagai Kardinal Lombardi
  • Balkissa Maiga sebagai Suster Shanumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *